Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme) – Menurut Heward anak berkebutuhan khusus yang biasa disingkat dengan ABK adalah anak dengan kharakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanapa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Pengkategorian anak berkebutuhan khusus anatara lain : tunanetra, tunagrahita, tuanrungu, tuanadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, ganguan perilaku, dan anak berbakat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan dankesehatan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan, potensi (Aset) serta keterbatasan, kekurangan (limitisi) yang mereka miliki.
Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme)
Sebelum kita jauh membahas secara menyeluruh tentang Anak berkebutuhan khusus yang begitu luas, mungkin sesuai judul yang saya tulis, saya akan mempersempit bahasan penulisan. Anak berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku. Salah satu diagnosis anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan perilaku adalah autis. Autism Spectrum Disorder atau autisme adalah kelainan neurologis dan perkembangan yang dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan seumur hidup.
Anak berkebutuhan khusus (Autisme) dapat mempengaruhi anak dalam interaksi sosial, berkomunikasi secara verbal dan non verbal, serta perilaku. Anak dengan autisme mendapatkan kesulitan untuk dapat memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Inilah yang kemudian membuat mereka sulit untuk mengekspresikan diri baik dengan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan. Selain itu, anak dengan autisme juga cenderung melakukan hal yang diulang-ulang dan memiliki ketertarikan yang sempit dan obsesif.
Seseorang dengan sindrom autisme sangat sensitif sehingga ia mungkin akan sangat terganggu, bahkan tersakiti oleh suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak normal bagi orang lain. Autisme bervariasi dalam tingkat keparahan dan gejala. Dalam beberapa kasus, autisme juga dapat tidak disadari, khususnya autisme ringan pada anak atau jika ada kelainan lain yang lebih parah sehingga gejala autisme jadi terabaikan. Para ilmuwan tidak yakin dengan penyebab autisme, namun hal yang mungkin berperan yaitu genetik dan lingkungan.
Seberapa umumkah autisme?
Autisme menjadi lebih sering terjadi, dilihat dari bertambah banyaknya anak yang terdiagnosis. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), studi melaporkan prevalensi autisme di dunia sebanyak 1%. Ini artinya, 1 dari 100 anak menderita autisme. Autisme merupakan penyakit yang banyak didominasi oleh anak laki-laki dibanding wanita. Laki-laki lima kali lebih mungkin terkena autisme daripada wanita.
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala autisme?
Beberapa gejala autisme dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala biasanya dimulai saat masih kecil, bahkan usia 1-2 tahun. Tanda dan gejala autisme adalah:
- Tenang dan pasif
- Tidak akan melihat lurus objek saat orang lain menunjuk ke arah objek tersebut
- Lebih suka menyendiri
- Tidak peduli saat orang bicara dengannya, namun merespon suara lain
- Mengikuti sikap atau perilaku, seperti menjetikkan jari, menyusun objek, dan memiliki kebiasaan/ritual yang harus dilakukan
- Sulit beradaptasi dengan perubahan rutinitas
- Sulit mengekspresikan kebutuhannya menggunakan kata-kata umum atau gerakan
- Anak yang lebih besar dapat terlalu sensitif pada suara, bau, sentuhan, atau rasa
- Mereka kurang dapat berimajinasi
- Terlambat bicara
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter bila Anda merasa anak Anda lambat berkembang. Beberapa gejala dapat dilihat dalam 2 tahun pertama. Gejala dapat berupa berikut ini:
- Tidak merespon saat dipanggil
- Perkembangan komunikasi lambat
- Sulit bersikap dan berperilaku atau mengalami beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan di atas
Penyebab
Apa penyebab autisme?
Ilmuwan tidak mengetahui penyebab pasti autisme namun menyatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan dalam autisme. Peneliti menemukan sejumlah gen berhubungan dengan kelainan ini. Ditemukan perbedaan pada perkembangan beberapa area otak dalam pencitraan pada penderita autisme
Studi menyatakan bahwa autisme dapat merupakan hasil dari gangguan pertumbuhan otak normal di awal. Gangguan ini dapat merupakan hasil defek gen yang mengontrol perkembangan otak dan pengaturan bagaimana sel otak berhubungan satu sama lain. Autisme lebih sering terjadi pada anak yang lahir prematur.
Faktor lingkungan juga berperan dalam fungsi dan perkembangan gen, namun faktor lingkungan tersebut belum diketahui secara spesifik. Teori bahwa cara orangtua membesarkan anak adalah salah satu faktor autisme belum terbukti. Beberapa studi menunjukkan bahwa vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi anak-anak tidak akan meningkatkan risiko autisme.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk autisme?
Beberapa hal yang bisa meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami autisme adalah:
- Jenis kelamin. Autisme terjadi lima kali lebih sering pada anak laki-laki dibanding wanita.
- Riwayat keluarga. Keluarga atau saudara yang masih sedarah dimana memiliki riwayat anak autis, mungkin akan memiliki anak autis lain.
- Penyakit lain. Autis cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.
- Bayi prematur. Autisme lebih tering terjadi pada bayi prematur. Biasanya bayi lebih berisiko jika lahir sebelum 26 minggu
- Usia orangtua. Peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia orangtua dengan anak autisme. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengonfirmasi hubungan ini
Obat & Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja pilihan pengobatan saya untuk autisme?
Tidak ada yang bisa menyembuhkan autisme. Meski begitu, peneliti menunjukkan bahwa terapi intervensi dini dapat memperbaiki perkembangan anak. Terapi intervensi yang bisa dilakukan sebagai pengobatan autisme adalah:
- Terapi Wicara Metode untuk memperbaiki perkembangan komunikasi pada anak autis, melalui latihan bicara dan dukungan interaktif audio-visual
- Terapi Okupasi (Okupasi Terapi) Terapi yang membantu anak berkembang dan meningkatkan kemampuan untuk hidup dan bekerja normal setiap hari
- Terapi Sensori Integrasi: terapi yang meningkatkan perkembangan fisik dengan metode fisik seperti pijat dan latihan
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk autisme
Diagnosis autisme dilakukan melalui 2 langkah proses, yaitu:
- Langkah pertama melibatkan skrining perkembangan umum selama anak periksa dengan dokter anak saat masa kanak-kanak. Anak yang menunjukan beberapa masalah perkembangan dirujuk untuk evaluasi tambahan.
- Langkah kedua melibatkan evaluasi dari tim dokter dan dokter spesialis lain. Pada tahap ini, anak dapat didiagnosis menderita autisme atau gangguan perkembangan lain.
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi autisme?
Berikut ini adalah beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menangani anak autisme adalah:
- Lakukan rutinitas teratur di rumah Anda untuk membantu mengurangiperilaku yang diulang-ulang
- Libatkan anak Anda dalam program terapi yang diadakan tim konselor dokter spesialis.
- Carilah layanan dukungan dan kelompok dukungan lokal untuk oran tua atau anak autis.
- Ikuti instruksi dokter setelah terapi
Sumber : wikipidea dan halosehat